Efek
Penghambatan Siklus Sel Dan Pemacuan Apoptosis Kombinasi Ekstrak Umbi Lapis
Bawang Sabrang (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) dan Doksorubisin Pada Sel
Kanker Payudara
Abstrak
Bawang
sabrang (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) sudah digunakan secara turun temurun
untuk berbagai penyakit seperti kanker payudara dan kolon, hipertensi, diabetes
mellitus, hiperkolesterol dan stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efek sitotoksik dari ekstrak umbi lapis bawang sabrang, indek selektivitas,
efek kombinasinya dengan doksorubisin, siklus sel, apoptosis dan penekanan
ekspresi siklin D1 dan Bcl-2 pada sel T47D dengan metode imunositokimia.
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut
berdasarkan tingkat kepolarannya, n-heksan, etilasetat dan etanol serta
dilakukan skrining fitokimia dan karakterisasi terhadap simplisia dan ekstrak.
Ekstrak diuji sitotoksiknya terhadap sel T47D dengan menggunakan metode MTT,
indeks selektivitas, kombinasi ekstrak aktif dengan doksorubisin, siklus sel,
apoptosis dan penekanan ekspresi siklin D1 dan Bcl-2 pada sel T47D dengan
metode imunositokimia. Hasil karakterisasi simplisia, ekstrak n-heksana bawang
sabrang (ENBS), ekstrak etilasetat bawang sabrang (EEABS) dan ekstrak etanol
bawang sabrang (EEBS) diperoleh kadar air berturut-turut 8,64%; 4,98%; 8,27%
dan 9,11%; kadar sari larut air 8,52%; 1,12%; 9,51% dan 72,19%; kadar sari
larut etanol 14,05%; 2,28%; 49,26% dan 81,66%; kadar abu total 2,89%; 0,34%;
0,43% dan 1,73% serta kadar abu yang tidak larut asam 0,59%; 0,06%; 0,07% dan
0,20%. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak diperoleh golongan
alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, antrakuinon glikosida, tannin dan
triterpenoid/ steroid. Hasil pengujian sitotoksik larutan uji terhadap sel T47D
memberikan nilai IC50 ENBS sebesar 265,023 µg/ml, EEABS 147,124 µg/ml dan EEBS
3.782,29 µg/ml. Pengujian dengan sel vero menunjukkan EEABS selektif terhadap
sel T47D (IS>3). Selanjutnya EEABS dikombinasikan dengan doksorubisin
terhadap sel T47D memberikan efek sinergis kuat. Konsentrasi kombinasi optimum
yang memberikan efek sinergis kuat terdapat pada konsentrasi EEABS -
doksorubisin 36,75 µg/ml – 1,0 µg/ml (1/4 IC50 – 1/2 IC50). EEABS dan
kombinasinya dengan doksorubisin dilakukan uji siklus sel dengan metode
flowsitometri, hasilnya menghambat siklus sel pada fase G0-G1 dengan presentase
54,74% disebabkan terjadi penekanan ekspresi siklin D1 sedangkan pengujian
apoptosis menunjukkan mekanisme apoptosis dengan presentase 13,86% dikarenakan
terjadi penekananan ekspresi Bcl-2
Untuk
skripsi full disini.
0 Response to "Kumpulan Skripsi Farmasi 2014"
Post a Comment