Ilmu Ukur tanah adalah salah satu sub matakuliah dari ilmu ukur wilayah bagi mahasiswa teknik pertanian, Namun bagi mahasiswa teknik sipil Ilmu ukur tanah ini adalh mata kuliah wajib. Bagi sobat maha siswa yang esdang mengerjakan Laporan praktiku ini, kami ada contoh praktikum yang bias menjadi referensi anda untuk mengerjakan laporan Praktikum.
Contoh Laporan Praktikum Ilmu ukur wilayah mengenai Ilmu ukur tanah.Laporan Praktikum ini dibuat pada tahun 2015.
Laporan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah I
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Dalam proses pembangunan pengukuran tanah merupakan
bagian terpenting sebelum dilakukanya proses pembangunan. Pengukuran tanah dan
teknik pemetaan menjadi sesuatu hal yang tidak dapat ditinggalkan, terutama
untuk pembangunan fisik. Maka dari itu praktikum ilmu ukur tanah sangat penting
sebagai bekal para mahasiswa teknik sipil yang kelak masuk ke dalam lapangan
kerja, terutama dalam bidang pembangunan.
Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi
yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah
untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada
daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat
diabaikan.
Dalam pengukuran di lapangan sering kali terjadi
kesalahan-kesalahan yang berasal dari factor alat, factor manusia, dan factor
alam. Maka dari itu melalui praktikum ilmu ukur tanah ini kita bisa menyikapi
dan mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak terjadi kerancuan dalam
memperoleh data.
Sehingga untuk ke depannya kami bisa menerapkan
praktik ilmu ukur tanah ini dalam dunia kerja dengan sebaik mungkin.
1.2 Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ilmu ukur tanah ini tujuan
yang ingin kami capai sebagai berikut :
1. Mengetahui
teknik-teknik pengukuran
2. Mengetahui cara
menentukan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit
3. Dapat
menentukan/mencari beda tinggi pada tiap-tiap posisi
4. Dapat
menentukan/mencari nilai azimuth pada tiap-tiap titik
5. Dapat
menggunakan alat ukur ( theodolit ) dengan baik dan benar
6. Mengetahui
kesalahan-kesalahan yang harus dihindari pada saat pengukuran
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum
· Waktu
: 28 Oktober 2010
· Tempat
penelitian
: Depan Kampus
Unitri Samapi Depan Gerbang ITP
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Praktikum, Pengertian Pengukuran, dan Pengertian Ilmu Ukur Tanah
2.1.1 Pengertian Praktikum
Praktikum adalah kegiatan yang dilakukan oleh satu
orang atau lebih dari satu orang ( kelompok ) di lapangan atau di laboraturium
untuk meneliti suatu keadaan atau benda sehingga diperoleh data yang diperlukan
atau hasil penemuan baru.
2.1.2 Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran
yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dalam satu lokasi dengan beberapa
keterbatasan yang tertentu. Pengukuran-pengukuran yang kita lakukan tidak lepas
dari kesalahan-kesalahan pengamatan. Kesalahan dalam pengamatan dapat
digolongkan dalam 3 jenis, yaitu :
1.
Kesalahan
Kasar
Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati, kurang
pengalaman, atau kurang perhatian.
2.
Kesalahan
Sistematik
Umumnya kesalahan sistematik disebabkan oleh alat-alat
ukur sendiri seperti panjang pita ukur yang tidak standar, pembagian skala yang
tidak teratur pada pita ukur dan pembagian lingkaran theodolit yang tidak
seragam. Kesalahan ini juga dapat terjadi karena cara-cara pengukuran yang
tidak benar.
3.
Kesalahan
Random/Tak Terduga
Kesalsahan random terjadi karena hal-hal yang tak
terduga sebelumnya, seperti adanya getaran udara atau undulasi, kondisi tanah
tempat berdiri alat ukur yang tidak stabil, pengaruh kecepatan angin atau
kondisi atmosfer, dan kondisi pesikis pengamat.
2.1.3. Pengertian Ilmu
Ukur Tanah
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian ilmu
ukur tanah. Dalam laporan ini ditinjau ada 3 pengertian ilmu ukur tanah, yaitu
sebagai berikut:
·
Ilmu ukur
tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari metode atau cara melakukan pengukuran
unsure atau objek di permukaan bumi baik dalam arah horizontal maupun arah
vertical dalam ramgka untuk menentukan kepastian tempat/posisi relative objek
dan menyajikan informasi tersebut pada suatu bidang proyeksi/bidang datar
dengan menggunakan skala dan ukuran tertentu.
·
Ilmu ukur
tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang diperlukan untuk
menentukan kedudukan titik-titik di permukaan bumi.
·
Ilmu ukur
tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran
di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan
dan penentuan posisi relative pada daerah yang relative sempit sehingga unsure
kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan.
2.2. Pengertian
Sipat Datar Dan Beda Tinggi
2.2.1 Pengertian
Sipat Datar
Sipat datar adalah konsep penentuan beda tinggi antara
dua titik atau lebih dengan garis bidang mendatar atau horizontal yang
diarahkan pada rambu-rambu yang berdiri tegak atau vertical. Sedangkan alat
ukurnya dinamakan penyipat datar atau waterpass.
Sipat datar bertujuan menentukan beda tinggi antara
titik di atas permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang referensi, yaitu
bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Dalam geodesi, bidang ini disebut
bidang geoid, yaitu equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut
rata-rata ( mean secara level ). Bidang equipotensial disebut juga bidang nivo.
Bidang-bidang ini selalu tegak lurus dengan arah gaya berat dimana
saja di permukaan bumi.
2.3.1. Pengertian Beda
Tinggi
Beda tinggi merupakan hasil dari bacaan rambu benang
tengah belakang dikurangi bacaan rambu benang tengah depan. Beda tinggi
dirumuskan sebagai berikut, misalnya beda tinggi antara titik A dan titik B
dirumuskan:
( ∆hAB ) =
a - b
2.3. Pembahasan
Untuk mencari nilai beda tinggi dari data yang kami
peroleh melalui praktikum akan dibahas dalam bab ini. Dari data yang kami
peroleh didapat nilai beda tinggi sebagai berikut :
Alat
|
Belakang
|
Depan
|
d (m)
|
Tingi alat
(cm)
|
Beda
Tinggi (cm)
|
Ketinggian
dari muka laut (m)
|
||||
BA (cm)
|
BT (cm)
|
BB (cm)
|
BA (cm)
|
BT (cm)
|
BB (cm)
|
|||||
78.5
|
58
|
37.5
|
41
|
-57
|
965
|
|||||
I
|
115
|
|||||||||
270.5
|
250.5
|
231
|
39.5
|
135.5
|
1100.5
|
|||||
78.5
|
55.5
|
32
|
46.5
|
-87.5
|
877.5
|
|||||
II
|
143
|
|||||||||
250
|
220
|
190
|
60
|
77
|
1042
|
|||||
215
|
194.3
|
173.5
|
41.5
|
53.25
|
1018.25
|
|||||
III
|
141
|
|||||||||
275
|
253.25
|
231.5
|
43.5
|
112.25
|
1077.25
|
|||||
121.5
|
89
|
56.5
|
65
|
-44
|
921
|
|||||
IV
|
133
|
|||||||||
238
|
199
|
160
|
78
|
66
|
1031
|
|||||
228
|
190
|
152
|
76
|
65
|
1030
|
|||||
V
|
125
|
|||||||||
Jumlah
|
500 m
|
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami laksanakan, kami
mengambil kesimpulan bahwa sipat datar merupakan konsep penentu beda tinggi
antara dua atau lebih titik atau posisi dengan garis bidang mendatar atau
horizontal yang diarahkan pada rambu-rambu yang berdiri tegak atau vertical.
Tujuan dari sipat datar adalah untuk menentukan beda
tinggi antara dua titik di atas permukaan bumi secara teliti. Sehingga akan
didapatkan nilai beda tinggi suatu titik yang relefan.
3.2 Saran
Dari praktikum yang telah kami laksanakan di lapangan,
banyak kendala-kendala yang kami temui. Kendala-kendala tersebut karena adanya
kesalahan-kesalahan yang terjadi karena beberapa factor seperti factor alat,
factor manusia, dan factor alam.
Untuk itu kami menyampaikan saran kami kepada pembaca
sebagai masukan agar dalam praktik di lapangan bisa mengatasi
kesalahan-kesalahan yang terjadi secara baik.
Saran dari kami sebagai berikut :
1. Untuk
menghindari kesalahan karena factor alat, terlebih dahulu dilakukan pengecekan
dan percobaan pada alat apakah alat yang akan digunakan tersebut layak pakai.
2. Untuk
menghindari kesalahan karena factor manusia, maka dibutuhkan keahlian yang
lebih bagi operator alat. Selain itu juga dibutuhkan kondisi yang fit dari
operator alat.
3. untuk
menghindari kesalahan karena factor alam, maka kita harus memperhatikan cuaca
saat akan melakukan pengukuran di lapangan. Cuaca yang baik adalah cuaca
yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Harapan kami apa yang menjadi saran kami dapat diterima oleh pembaca, dan
bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Boyce, W.E. & R.C. DiPrima (1992). Elementary
Differential Equations and Boundary Value Problems. 5th ed. New York: John
Wiley & Sons.
Kreyszig, E. (1993). Advanced Engineering Mathematics.
7th ed. New York: John Wiley & Sons
0 Response to "Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah"
Post a Comment