TUGAS
RESUME
INVESTASI
DAN PASAR MODAL
PASAR
MODAL GLOBALISASI
1. ERA GLOBALISASI
Sejak
usainya perang dingin pada dekade 1990-an, tata ekonomi dunia mulai berubah
dari semula ada dua kubu ekonomi, yaitu ekonomi komunis dan ekonomi kapitalis,
kemudian sebagian besar negara menganut sistem ekonomi pasar dan hanya beberapa
negara yang masih menganut sistem ekonomi komunis. Karakteristik utama yang
dimilikioleh negara yang menganut sistem ekonomi pasar tercermin dari adanya
Bursa Efek dan kegiatan ekonomi yang dimiliki serta digerakkan oleh pihak
swasta. Karakteristik ekonomi komunis tampak pada : tidak adanya Bursa Efek,
kegiatan ekonomi dimiliki dan digerakkan oleh negara, serta tidak ada kegiatan
ekonomi yang dimiliki swasta.
Sistem
ekonomi pasar yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia ini membawa
konsekuensi semakin tajamnya persaingan bebas di masa yang akan datang. Untuk
mengurangi dampak negatif dari sistem ekonomi pasar yang akan beroperasi secara
global, beberapa negara membentuk asosiasi bersama yang akan saling mengatasi
kekurangan negara masing-masing di sekitar kawasan. Asosiasi ini dibentuk
menjadi suatu kelompok kerjasama ekonomi regional. Munculnya beberapa kelompok
asosiasi ekonomi regional ini bertujuan untuk menyesuaikan kekuatan ekonomi
negara masing-masing secara bertahap yang berlaku dalam kelompok kecil yang
terbatas, sebelum menghadapi liberalisasi yang berlaku bagi semua negara di
dunia ini.
Dalam
era globalisasi, setiap negara harus tunduk pada peraturan organisasi ekonomi
regional dan organisasi ekonomi dunia serta tidak bebas lagi atau terlarang
menentukan aturan main yang bertentangan atau yang tidak sesuai dengan aturan
internasional yang telah di sepakati. Setiap negara akan melakukan inovasi
produk, memperbaiki pelayanan purna jual, ataupun melakukan merger,
konsolidasi, akuisisi, aliansi, dan kerja sama bilateral antar perusahaan dalam
bentuk apapun agar dapat menang dalam persaingan. Dalam era globalisasi,
kegiatan ekonomi suatu negara dapat melampaui batas-batas negara secara fiik
karena setiap negara yang telah menandatangani kerja sama internasional. Suatu
pelanggaran terhadap pelanggaran internasional akan menghadapi hukuman
internasional yang serius.pemerintah suatu negara dalam membangun ekonomi
hendaknya melihat kedepan , dan menganggap sejarah buruk pembangunan ekonomi
masa lalu, dan sejarah buruk politik masa lalu, tidak akan terulang kembali. Masa
depan adalah masa memenangkan persaingan global dan masa depan adalah masa
kualitas sumberdaya manusia, serta masa berfikir kritis dalam menggunakan
kecanggihan teknologi informasi.
Selama
periode 1959 sampai dengan 1965, Indonesia menganut sistem ekonomi terpimpin
dalam arti ekonomi tidak terbuka, terutama ekonomi BERDIKARI (Berdiri di Atas
Kaki Sendiri) yang membawa kehancuran perekonomian Indonesia yang tercermin
dari kemelaratan sebagian besar rakyat Indonesia. Sejak tahun 1966, dimulailah
babak baru dengan diterapkan sistem perekonomian terbuka oleh pemerintah orde
baru dengan mengundang investor asing untuk beroperasi di indonesia dan memberi
insentif bagi investor domestik yang menanamkan modalnya di Indonesia. Setelah
tahun 1977, peran swasta terus di tingkatkan sementara peran APBN dikurangi
secara bertahap , hal ini dilakukan karena pemerintah menyadari dana APBN
sangat terbatas. Oleh karena itu, konsep pembangunan ekonomi beralih ke
pandangan Arthur Laffer yang menyatakan
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan menawarkan inovasi produk atau yang
biasa disebut supply side. Teori dari Laffer ini sifatnya dinamis, sesuai
dengan sifat-sifat dari pihak swasta yang juga dinamis. Akhirnya pemerintah
melaksanakan ajaran Laffer ini dengan mengaktifkan kembali kegiatan Pasar Modal
pada tahun1977, tepatnya bulan agustus , dengan meresmikan Bursa Efek Jakarta.
Namun sayang sampai berakhirnya tahun 1988, emiten saham yang tercapai selama
11 tahun hanya 24 perusahaan.
Sejak
awal tahun 1989, Pasar Modal Indonesia mulai bangkit dari tidurnya dan bergerak
cepat seiring dengan kebangkitan era globalisasi yang di awali oleh perubahan
drastis dari sistem ekonomi komunis ke sistem perekonomian pasar di
negara-negara eks komunis. Semakin hari peran Pasar Modal semakin meningkat, namun
peran swasta ini tidak terkontrol dengan baik, sehingga pihak sasta memiliki
hutang valuta asing yang sama dengan utang valuta asing milik pemerintah.
Selain itu pemerintah juga kehilangan kontrol terhadap keuangan negara karena
banyak koruptor yang masih dibiarkan bebas, sehingga menyebabkan kreditor asing
kehilangan kepercayaan terhadap indonesia, baik terhadap swasta maupun
pemerintahnya. Kreditor asing menarik kembali pinjaman yang diberikan kepada
pihak swasta yang pada umumnya berjangka pendek tetapi dapat diperpanjang lagi.
Akan tetapi kali ini, kreditor asing menolak memberikan perpanjangan. Akibatnya
kurs dolar menjadi tidak terkendali.
Inilah awal dari kebangkitan ekonomi Indonesia yang terjadi tahun 1977.
Pengalaman pahit di bidang keuangan, terutama kenaikan kurs valuta asing yang
tidak terkendali, menyebabkan Bank Indonesia sebagai bank sentral , terkena
syndrome ketakutan fluktuasi dolar. Pandangan pemerintah mengenai konsep
pembangunan ekonomi beralih dari supply side ke monetary side menurut ajaran
Milton Friedman. Bank Indonesia melakukan penjagaan terhadap fluktuasi nilai
dolar secara terus menerus dengan cara mengintervensi pasar apabila terjadi
penurunan atau kenaikan nilai dolar, meskipun dengan sumberdaya yang kurang
memadai. Pemerintah harus tetap berupaya meningkatkan masuknya investor
asing baik dari sektor rill ataupun
keuangan, dengan cara menjalankan konsep monetary side dan supply side secara
bersamaan. Untuk mengurangi gejolak kurs valuta asing, pemerintah sebaiknya
meningkatkan peran bursa berjangka agar investor dapat melakukan hedging
terhadap mata uang asing dan tidak mengganggu peredaran valuta asing yang
dikendalikan oleh Bank Indonesia. Dimana hal ini juga penting bagi spekulan
valuta asing.
A. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Investor Internasional
Setiap
negara pasti ingin mencapai kemajuan seperti
negara maju, maka dari itu setiap negara berkembang pasti akan
berlomba-lomba untuk mendapatkan investor internasional untuk mencapai kemajuan
yang diinginkan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh investor
internasional untuk melakukan investasi di suatu negara adalah sebagai berikut
:
1. Stabilitas Politik
Tolak
ukur stabilitas politik bagi investor internasional antara lain :
a. Pergantian
pemimpin negara tanpa gejolak berdarah
b. Pergantian
pemimpin negara sesuai masa jabatan
c. Tidak
terjadi konflik antara pemerintah dan lembaga wakil rakyat
d. Pemilihan
umum berjalan dengan aman
e. Tidak
sering terjadi demonstrasi oleh lembaga swadaya masyarakat , organisasi buruh
atau mahasiswa terhadap pemerintah atau lembaga wakil rakyat
Apabila
hasil penilaian menunjukkan bahwa kondisi politik tidak stabil, maka rencana
investasi tidak akan jadi dilaksanakan atau akan dipindahkan ke negara lain
yang memiliki stabilitas politik lebih baik.
2. Konsistensi Penegakan Hukum
Investor
sebelum masuk ke suatu negara akan lebih dulu menari informasi melalui lembaga
riset investasi internasional untuk mengetahui tentang pelaksanaan penegakan
hukum di negara tersebut. Beberapa indikator berikut ini mencerminkan penegakan yang tidak konsisten :
a. Sering
terjadi demonstrasi oleh LSM berlatar belakang hukum
b. Pergantian
rezim pemerintahan dibarengi dengan pergantian undang-undang
c. Membatalkan
perjanjian internasional secara sepihak karena tekanan polotik
d. Pemerintah
baru membatalkan perjanjian yang telah dibuat pemerintah sebelumnya
e. Vonis
hukum berkekuatan tetap selalu melalui tahapan yang panjang dan penunjauan
kembali tanpa batas waktu, sehingga menjadi berkekuatan tidak tetap atau tidak
ada kepastian hukum
f. Revisi
undang-undang dalam tempo yang sangat singkat
Negara
yang berhasil menegakkan hukum secara adil, baik bagi warga domestik maupun
warga asing, perusahaan dalam negeri maupun luar negeri akan menjadi pilihan
utama bagi investor untuk memasuki negara tersebut untuk melakukan investasi.
3. Sistem dan Prospek Ekonomi
Investor
internasional akan menilai sistem dan prospek ekonomi dengan memperhatikan
sumber daya alam dan sumber daya manusia. Investor juga akan menilai berbagai
sistem perbankan, teknologi informasi, komputerisasi, sistem komunikasi,
tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi, nilai rupiah
terhadap valuta asing, pasar modal, pasar berjangka, kustodian sentral, dan
stelmen sentral. Investor akan memberikan perhatian khusus pada hal-hal berikut
:
1. Risiko
valuta asing
Nilai mata uang lokal yang selalu lemah
terhadap valuta asing akan sangat merugikan investor asing. Investor yang
berinvestasi di negara yang nilai mata uang lokalnya lemah akan menanggung
risiko yang amat besar, yang disebut currency risk, yaitu bukan keuntungan yang
didapat melainkan kebuntungan, bahkan bisa sampai mengalami kebangkrutan. Maka
dari itu investor lebih suka menginvestasikan uangnya pada negara maju, karena
nilai mata uangnya cenderung lebih stabil di bandingkan dengan negara yang
sedang berkembang.
2. Devisa
bebas
Investor asing lebih menyukai sistem
devisa bebas daripada pembatasan devisa. Dengan sistem devisa bebas investor
bebas memasukkan devisa ke dalam suatu negara dan mengirim devisa dari negara tersebut
tanpa harus meminta izin terlebih dahulu dari otoritas yang berwenang.
3. Kualitas
pasar modal
Beberapa indikator pasar modal modern
adalah :
a. Mekanisme
perdagangan sudah tanpa warkat
b. Terdapat
pasar kesatu, kedua, ketiga, dan keempat
c. Jumlah
jenis saham dan obligasi yang diperdagangkan sangat banyak dan kapitalisasi
pasar sangat besar
d. Terdapat
lembaga central custodian dan central clearing
e. Efek
yang disimpan di central custodian sudah harus atas nama investor, bukan atas
nama perusahaan broker
f. Tidak
ada diskriminatif aturan dalam kepemilikn saham
4. Fasilitas
hedging
Berkaitan dengan risiko investasi yang
dapat terjadi di pasar modal, sebagian investor memandang perlu untuk melakukan
hedging (lindung nilai). Bagi investor internasional hedging meliputi : kerugian
perdagangan efek dan kerugian valuta asing. Beberapa negara yang tergolong
emerging market sudah menyediakan sarana futures market ataupun options market,
sementara negara yang tidak memiliki sarana futures market atau options market
lebih sulit mengharapkan kedatangan investor internasional.
5. Sistem
ekonomi
Negara harus menganut sistem ekonomi
yang jelas , sistem ekonomi komunis ataukah sistem ekonomi kapitalis. Ketidak
jelasan sistem ekonomi yang dianut akan menghambat perkembangan ekonomi itu
sendir,i karena setiap kebijakan yang diambil pemerintah akan sering ditentang
dan digoyang oleh lawan politiknya atau oleh LSM.
4. Keadilan Sosial
Jarak
kemakmuran antara anggota masyarakat yang kaya dan yang miskin akan sangat
berpengaruh terhadap keamanan suatu negara. Apabila perbedaan antara yang kaya
dan yang miskin terlalu jauh, maka akan timbul kerusuhan sosial dan pada
akhirnya membuat investasi di negara tersebut tidak aman. Investor
internasional kurang tertarik memasuki negara yang sebagian besar penduduknya
masih miskin. Invetor lebih senang memasuki negara yang rakyatnya tidak
menganggur, punya rumah, dapat membiayai sekolah anaknya, tidak ada penodongan,
tidak ada pencurian dan perampokan, tidak ada kerusuhan, serta tidak ada
demonstrasi.
2. INVESTASI GLOBAL
Negara
maju kaya akan modal dan teknologi, sedangkan negara berkembang kaya akan
sumberdaya alam dan sumber daya manusia. Negara berkembang membutuhkan modal
dan teknologi untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki, sementara negara maju
membutuhkan tempat untuk investasi agar modalnya berkembang. Dua kepentingan
ini akan betemu apabila didasari oleh kerja sama yang saling menguntungkan.
Investor adalah raja. Semua upaya untuk meraih kemenangan dalam persaingan
global adalah merebut investor. Investor harus diberikan kemudahan dalam
transaksi, keamanan, dan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan
akurat.
Investasi
global dalam sektor keuangan tidak dapat dihindari, cepat atau lambat akan
semakin meluas seiring dengan kemajuan berbagai teknologi. Investor domestik
akan berinvestasi pada saham asing melalui 4 cara, yaitu :
1. Melalui
anggota bursa efek lokal, apabila sudah ada aliansi antara bursa efek lokal dan
bursa efek asing
2. Melalui
mutual funds, apabila manajer investasi diperbolehkan membeli efek asing
3. Melalui
perdagangan derivatives, apabila sudah ada indeks individual saham asing
4. Melalui
DR’s (Depository Receipt) apabila peraturan mengenai DR’s sudah dilaksanakan
Aliansi
antarBursa Efek (Mutual Offset System)
Beberapa negara telah mencoba untuk
melakukan aliansi antara bursa efek di negaranya dengan bursa efek yang ada di
negara lain. Setiap negara yang yang akan beraliansi harus memikirkan terlebih
dahulu secara mendalam konsekuensi dari aliansi tersebut. Menfaat dan mudarat
perlu diperhitungkan agar aliansi tidak kandas ditengah jalan. Aliansi antara
bursa efek yang masih berada dalam suatu negara akan memperkuat bursa efek secara nasional, sedangkan aliansi bursa efek
antar negara dapat berakibat positif dan negatif. Perdagangan efek dan
instrumen derivative akan melampaui batas-batas fisik suatu negara (boardless
trading) karena kemajuan teknologi komputer, teknologi komputer, teknologi
komputer, teknologi komunikasi dan sistem prabayar global (global clearing
house), serta sistem penyimpanan global (global custodian).
Mutual Funds
Mutual funds merupakan reksadana
berbentuk open-end fund, yaitu perusahaan yang mengumpulkan dana dari
masyarakat luas melalui penjualan saham reksadana, dan kemudian dana tersebut
dinvestasikan kedalam instrumen keuangan (financial investment). Usulan agar
reksadana diperbolehkan berinvestasi dalam efek asing ditujukan untuk
mengurangi kerugian investor dalam negeri. Cepat atau lambat, perdagangan bebas
tidak dapat dihindari lagi karena Indonesia termasuk salah satu negara yang
menandatangani AFTA, APEC, dan WTO. Akhirnya Bapepeam menerbitkan peraturan No.
IV. A. 3 dan IV. A. 4 tanggal 14-08-2002 mengenai efek asing.
Derivative Markets
Instrumen derevative merupakan turunan dari
produk asli yang diperjual belikan di bursa berjangka. Misalnya, stock option
saham “A” adalah turunan dari perdagangan jenis saham “A”. Apabila kita membeli
stock option saham “A”, maka kita akan memperoleh saham “A” secara fisik jika
dikehendaki akan tetapi, di pasar berjangka justru yang banyak dikehendaki oleh
para investor adalah selisih antara harga jual dan harga beli, bukan saham
secar fisik. Instrumen derevative diperdagangkan dengan cara options dan
futures. Motif perdagangan options dan futures ini adalah hedging, spekulatif,
dan arbitrage. Apabila fungsi spekulatif atau arbitrage yang berfungsi dengan
baik, maka pendapatan negara akan meningkat.
American Depository Receipts
(ADR’s)
Saham negara lain yang dijual di Amerika
Serikat bukan dalam bentuk asli saham dimaksud, tetapi sudah berubah bentuk,
yaitu berupa American Depository Receipts (ADR’s). Apabila saham asing akan
diperdagangkan di bursa efek yang ada di Indonesia, maka hal itu juga tidak
dilakukan dalam bentuk aslinya tetapi melalu instrumen Indonesian Depository
Receipts (IDR’s). Alasan perubahan bentuk ini adalah demi kepatuhan hukum.oleh
karena itu , agar saham dari negara lain laku dijual di Amerika Serikat, maka
saham itu harus dikonversi dari saham asli menjadi ADR’s. Sertifikat ADR’s
tunduk pada hukum yang berlaku di Amerika serikat.
3. PASAR MODAL NEGARA MAJU
Negara
maju akan semakin maju karena kebanjiran dana investor internasional. Negara
yang memiliki pendapatan perkapita yang tinggi, berarti warganya potensial
menjadi investor sebagai negara maju dalam bidang ekonomi. Pasar modal telah
membuktikan diri dapat memakmurkan rakyat suatu negara, asalkan stabilitas
politik terpenuhi, keadilan dalam pemerataan kemakmuran, tidak ada gejolak
sosial, konsistensi penegakan hukum, tidak ada korupsi, stabilitas nilai
mata uang terjaga, dan lembaga pasar
uang atau pasar berjangka berjalan dengan baik.
4.
PASAR
MODAL DAN PASAR BERJANGKA AMERIKA SERIKAT
Tolak ukur bursa efek terbesar dilihat dari
nilai kapitalisasi pasar (market capitalization),
yaitu jumlah agregat nilai kapitalisasi pasar dari seluruh emiten yang tercatat
di seluruh bursa efek. Amerika Serikat menjadi negara yang menguasai ekonomi
dunia bukan secara kebetulan, tetapi dirancang sedemikian sempurna dan
dijalankan oleh manusia yang berkualitas, energik, dinamis, serta masyarakat
yang berbudaya dan saling kontrol.
New York Stock Exchange (NYSE)
NYSE
adalah bursa efek terbesar yang menduduki rangking ke-1 di dunia dan didirikan
pada tahun 1790. Emiten yang tercatat di NYSE hanya yang tergolong perusahaan
skala besar. Nilai kapitalisasi pasar pada tahun 1995 adalah US$ 6 triliun
dengan jumlah emiten 3.581 perusahaan sudah termasuk saham asing dari 292
perusahaan, sementara perdagangan dilaksanakan dalam ruangan lantai perdagangan
(floor trading). Sistem perdagangan yang digunakan adalah sistem pasar lelang
(auction market), di mana harga terbentuk langsung dari harga investor yang
ditawarkan melalui anggota bursa dan proses tawaran harga yang berasal dari
para investor ini disebut order driven. Pada dasanya, setiap broker dapat
melakukan transaksijual-beli atas semua jenis saham yang tercatat di bursa.
Namun tersapat broker yang hanya memperdagangkan sebaian kecil jenis saham yang
dikuasainya, dan mereka ini disebut spesialist.
National Associtation
of Securities Dealers Automated Quatitaion (NASDAQ)
Di Amerika Serikat, satu emiten boleh
tercatat di dua bursa efek (dual listing) atau lebih dari dua bursa efek
(multiple listing). NASDAQ merupakan bursa efek yang menampung perusahaan skala
kecil, menengah, dan besar. Perusahaan skala besar yang tercatat di NASDAQ juga
akan mencatatkan sahamnya di NYSE spsbils sudah memenuhi kriteria pencatatan
(listing requirements) di NYSE. Perusahaan berskala menengah yang terctat di
NASDAQ juga boleh mencatatkan sahamnya di AMEX apabila memenuhi kriteria
pencatatannya. NASDAQ didirikan pada tahun 1939 di Washington. Pada tahun 1970,
NASDAQ menerapkan sistem perdagangan secara elektronik (screen based trading). Kekuatan
ekonomi Amerika Serikat dapat menjamin kestabilan nilai mata uang dan
harga-harga barang karena 4 institusi pasar yang ada telah berjalan dengan
baik. Ke-4 institusi pasar yang berjalan bersamaan waktunya itu dan merupakan
suatu keharusan bagi sistem ekonomi modern adalah:
1. Pasar
Uang, yang tercermin pad perbankan.
2. Pasar
Modal, yang terjamin pada bursa efek.
3. Pasar
Komoditas, yang tercermin pada perdagangan partai besar
4. Pasar
berjangka, yang tercermin dari produk 3 pasar di atas dengan stelmen berjangka
beberapa bulan ke depan.
Pasar Berjangka
Pasar berjangka atau bursa berjangka
memperdagangkan produk-produk yang ada di pasar uang, pasar modal, dan pasar
komoditas dengan syarat penyerahan barang dan penyelesaian pembayaran dilakukan
di masa datang. Harga terbentuk pada saat transaksi terjadi tetapi
penyelesaiannya (settlement) dilakukan 1 bulan lagi, 3 bulan lagi, 6 bulan
lagi, dan seterusnya. Dengan persyaratan tersebut berarti sudah ada kepastian
tentang harga, tanggal penyerahan barang, dan tanggal pembayaran.
5.
PASAR MODAL DAN BERJANGKA DI JEPANG
Jepang
sebagai negara kepulauan dan sebagai negara maju sudah memiliki 3 bursa efek
sebelum perang Dunia Kedua (1940-1945), yaitu di kota Tokyo, Osaka, dan Nagoya.
Kemudian bertambah lagi setelah perang usai. Setelah perang usai bermunculan
bursa efek baru dalam tahun yang hampir bersamaan sehingga jumlahnya menjadi 9
bursa efek. Jepang, yang kondisinyaekonominya hancur lebur setelah perang Dunia
Kedua, dapat cepat pulih kembali dengan memobilisasi dana masyarakat melalui
bursa efekdi kota-kota Fukoka, Hirosima, Kyoto, Niigata, dan Sapporo. Jepang
juga mendirikan pasar ketiga atau over-the-counter (OTC) di kota Tokyo pada
tahun 1941, yang diberi nama Japan Securities Dealer Association (JSDA).
Masyarakat Jepang memiliki etos kerja untuk membangun kembali Jepang dengan
semangat Samurai, semangat Kaisar, dan keberanian luar biasa sehingga tidak
akan sulit mencapai pemulihan ekonomi
.
6.
PASAR MODAL DI NEGARA EKS KOMUNIS
Negara-negara
yang dahulu menganut sistem ekonomi komunis telah berubah dan beralih ke sistem
ekonomi kapitals atau yang pada saat ini lebih disebut sebagai sistem ekonomi
pasar. Negara-negara mantan penganut sistem ekonomi komunis ramai-ramai
membangun pasar modal dan mengundang investor internasional. Pengalaman sekitar
70 tahun di bawah sistem ekonomi komunis yang terbukti gagal telah mendorong
masyarakat komunis beralih ke sistem ekonomi komunis yang terbukti gagal telah
mendorong masyarakat komunis beralih ke sistem “ekonomi pasar”, walaupun sistem
politiknya masih komunis seperti di Cina.
7.
PASAR
MODAL DI NEGARA BERKEMBANG
Persiapan
dalam menghadapi era globalisasi ini meliputi bidang yang sangat luas. Bidang
politik, hukum, ekonomi, dan sosial harus disesuaikan dengan aturan-aturan
standar internasional yang bersifat regional ,aupun global. Di samping aturan
tersebut masih ada satu hal yang sangat penting, yaitu kesiapan masyarakat luas
untuk menerima aturan internasional. Dalam hal ini, sosialisasi kepada
masyarakat luas untuk menerima aturan internasional.
.
8.
Singapura Negara yang paling Siap
Singapura
adalah negara nomor satu yang tingkat korupsinya paling kecil skor (0,5)
menurut PERC (Political and Economical Risk Consultancy) yang berpusat di Hong
Kong (Harian Jawa Pos tanggal 9 Maret 2005). Singapura merupakan satu-satunya
negara yang di dunia ini yang masyarakatnya memahami dan menggunakan
multi-currency, sehingga memudahkan bagi wisatawan asing untuk melakukan
transaksi langsung dengan masyarakat di Singapura. Indikasi sistem ekonomi yang
kuat dari suatu negara tercermin oleh 4 institusi pasar yang telah berjalan
dengan baik dan sehat, yaitu: (1) Pasar uang/perbankan yang sehat, (2) Pasar
modal yang modern, (3) Pasar Kooditas yang lengkap, dan (4) Pasar berjangka
atas produk butir 1, 2, dan 3 di atas. Dalam hal ini, Singapura telah memenuhi
kriteria dimaksud. Singapura memiliki 4 institusi pasar yang lengkap dan kuat,
yaitu:
1.
Pasar uang dengan indikator sistem
perbankan yang tangguh.
2.
Pasar modal, yang tercermin pada Stock
Exchange of Singapore yang modern (SES).
3.
Pasar berjangka bidang keuangan, yang
tercermin pada Singapore International Monetary Exchange (SIMEX) yang
termashur.
4.
Singapore Commodity Exchange (SICOM).
Stock Exchange of Singapore
Perdagangan
efek sudah lama ada di Singapura sejak pemerintahan Raffles (1819). Pada tahun
1960, telah dilakukan kerjasama perdagangan bersama antara Kuala Lumpur Stock
Exchange (KLSE) dan SES. Namun pada tahun 1973, perjanjian kerja sama
perdagangan efek tersebut berakhir. Pada tanggal 24 Mei 1973 SES sudah berdiri
sendiri dan pada tanggal 18 februari 1987, SES membuka kesempatan kepada
perusahaan berskala kecil dan menengah untuk masuk ke bursa efek, di mana papan
itu disebut SESDAQ.
Singapore International Monetary
Exchange (SIMEX)
Kondisi
politik, hukum, ekonomi, dan sosial yang kondusif di Singapura telah mendorong
didirikannya bursa berjangka di bidang keuangan dan nonkeuangan bernama SIMEX
pada tahun 1984. Pada tanggal 17 Maret 1994, SIMEX melakukan kerja sama
perrdagangan (mutual offset system trading link) dengan CME selama jam
perdagangan berlangsung.
Singapore Commodity Exchange
(SICOM)
SICOM
didirikan pada tahun 1992 untuk memperdagangkan komoditas karet secara
berjangka. Jenis produknya meliputi: One Ribbed Smoked Sheet (RSS 1) Contract,
Three Ribbed Smoked Sheet (RSS 3) Contract, Technically Specified Rubber 20
(TSR 20) Contract, dan RCS Index Contract. Perdagangan ini berbentuk futures
contract.
9.
Cina Negara yang Menakjubkan
Cina
merupakan negara berkembang no 2 yang mengalami kemajuan luar biasa di bidang
pasar modal. Hanya dalam tempo kurang dar 5 tahun Cina telah berhasil
mendirikan 4 bursa efek dan 7 bursa berjangka. Pertumbuhan ekonomi Cina pada
tahun 1998 sebesar 9,6% telah mengangkat GNP perkapita menjadi US$ 1.055. Pada
saat negara-negara Asia terkena krisis ekonomi, Cina luput dari krisis. Sistem ekonomi yang telah berubah
dari sistem tertutup (sistem ekonomi komunis) menjadi sistem ekonomi terbuka
(pasar bebas) telah membawa Cina ke gerbang emas menuju kemakmuran.
Bursa Efek
STAQ
merupakan bursa efek nasional yang beroperasi di kota-kota besar di Cina, mulai
dari kota Provinsi, Kotamadya, dan Kabupaten dalam satu jaringan perdagangan.
Antara STAQ, Shanghai Stock Exchange, dan Shenzen Stock Exchange telah terjadi
intermarket trading system. STAQ menggunakan sistem dealer driven, di mana
pembentukan harga saham dilakukan oleh para market maker untuk jenis saham
tertentu. Satu market maker memperjualbelikan beberapa jenis saham, atau dengan
kata lain suatu jenis saham dipasarkan oleh beberapa market maker.
Bursa Berjangka
Bagi
Cina, bursa berjangka sangat penting sebagai tempat penyimpanan atau
gudang-gudang bagi valuta asing, tingkat bunga, hasil pertanian, hasil
peternakan, hasil pertambangan, dan bahan bakar yang pemiliknya adalah para
investor, para pengusaha, para produsen, dan para konsumen.Cina menyadari betul
bahwa bursa efek dan bursa berjangka tidak dapat dipisahkan. Bursa berjangka
merupakan sarana hedging bagi investor yang berkecimpung di pasar modal. Selain
itu, bursa berjangka dan pasar modal didirikan pada masa yang sama, yaitu
antara tahun 1988 sampai dengan 1994. Dalam mendirikan bursa berjangka dan
bursa efek Cina yang mengikuti pola yang ditempuh Amerika Serikat dan Jepang,
yaitu multi bursa berjangka dengan intermarket trading system sekaligus.
10. PASAR MODAL DI NEGARA ISLAM
Aturan
pelaksanaan perdagangan di beberapa negara islam tidaklah sama. Iran mengatur
jam perdagangan hanya antara jam 09.00 sampai 12.00 untuk hari Sabtu sampai
Rabu. Kuwait mengatur perdagangan mulai jam 07.00 sampai 14.30 untuk hari
Sabtu, Rabu, Kamis, dan Jumat. Mesir mengatur jam perdagangan antara jam
11.00-13.00 dari hari Minggu sampai Kamis. Pengaturan jam dan hari-hari
perdagangan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan investor dalam
menghadapi fluktuasi harga atau mengurangi risiko yang bisa dihadapi oleh
investor di negara-negara yang tidak mejalankan kaidah islam.
11. SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA
I.
Perdagangan
Efek di Masa Penjajahan
Kegiatan perdagangan
efek di Batavia (sekarang Jakarta) dimulai pada tanggal 14 Desember 1912, di Surabaya pada tanggal 11 Januari
1925, dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Pada waktu itu perdagangan
efek tidak terorganisasi secara baik sehingga sulit mendapatkan data historis
tentang kemajuan perdagangan.Para pelaku perdagangan efek pada waktu itu
kebanyakan adalah orang Belanda, Arab, dan Cina.
II.
Perdagangan
Efek di Masa Orde Lama
Setelah Indonesia
merdeka (1945), pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 15/1952 mengenai
bursa efek. Pembukaan kembali bursa efek terutama ditujukan untuk menangani
transaksi obligasi RI 3% tahun 1950. Pada tahun 1954, Bank Industri Negara
mengeluarkan Obligasi 3% dengan nilai nominal 300 juta, dan Yayasan Pendidikan
Tjikini mengekuarkan Obligasi 4% dengan nilai nominal 100 juta. Pimpinan acara
‘call’ dipegang oleh orang Belanda bernama J.L. Cramer, dan pada tanggal 1
Februari 1958 diganti oleh Fritz. A. Oroh (orang indonesia). Pada waktu itu,
Indonesia belum sempat memperbaiki kondisi perekonomian setelah kemerdekaan
diploklamirkan. Pemerintah masih disibukan fengan kasus politik yang tidak
stabil.
III.
Perdagangan
Efek di Masa Orde Baru
Pemerintah Orde lama
yang ingin melepaskan diri dari ketergantungan kepada pihak asing atau dosebut
BERDIKARI (Berdiri di Atas Kaki Sendiri) ternyata gagal. Sementara itu,
pemerintah Orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto segera melaksanakan
sistem ekonomi terbuka. Undang-Unfang Penanaman Modal Asing (UUPMA) dikeluarkan
oada tahun 1967, disusul dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri
(UUPMDN) pada tahun 1968. Sepuluh tahun kemudian perekonomiaan Indonesia
mengalami keberhasilan dan pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan bursa efek
diaktifkan kembali serta diorganisasi secara baik dengan dibentuknya ‘Bursa
Efek Jakarta’ atau disingkat BEJ. Pengaktifan kembali pasar modal di Indonesia
pada tahun 1977 didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Republik indonesia
nomor 52/1976 dan dilanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan.
Undang-Undang Pasar modal No. 8 tahun 1995 serta Peraturan Pemerintah No. 45
dan 46 keluar setelah pasar modal berjalan selama 18 tahun.
IV.
Kebangkitan
Pasar modal Indonesia
Selama 11 tahun sejak
diaktifkan kembali pada tahun 1977, bursa efek hanya berhasil mengajak 24
perusahaan untuk ‘Go publik’, suatu prestasi yang sangat jelek. Kegagalan
mengajak perusahaan untuk ‘Go publik’ ini disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Penentuan
harga perdanaa harus mendapat persetujuan dari BAPEPPAM.
2. Calon
emiten harus untung dan membagi dividen selama 5 tahun berturut-turut.
3. Fluktuasi
harga saham dibatasi 4% per hari.
4. Bunga
deposito dibebaskan dari pajak.
5. Investor
asing tidak diperbolehkan melakukan investasi di pasar modal.
a. Deregulasi Pasar Modal
Kemajuan atau kemunduran ekonomi tidak
hanya tergantung pada sistem ekonomi yang dianut, tetapi juga pada person
(orang) yang diberi tanggung jawab mengambil kebijakan. Drs. Marzuki usman,
M.A. merupakan pejabat pemerintah yang diangkat ,enduduki Ketua bapepam dan
memiliki kebranian untuk melakukan gebrakan dengan menghapus semua
hambatan-hambatan diatas. Beberapa kebijakn penting dalam deregulasi pasar
modal yang dibuat pada tahun 1987 dan 1988 yang mendorong pasar modal bangkit
adalah sebagai berikut:
1. Harga
perdana saham diserahkan pada Emiten dan Underwriter (Pakdes’88).
2. Harga
saham disrahkan pada kekuatan supply and demand
(Pakdes’88).
3. Calon
emiten tidak harus untung dahulu (Pakdes’87).
4. Bunga
deposito dikenakan pajak (Pakto’88).
5. Investor
asing diperbolehkan membeli saham maksimal 49% (Pakdes’87).
6. Dikeluarkan
batas maksimum pemberian kredit bank (Pakto’88).
7. Diterapkan
company listing (Pakdes’88).
8. Bursa
efek boleh didirikan di luar Jakarta (Pakto’88)/
b. Peranan Kreditor Asing
Pada
waktu itu, setiap tahun pemerintah mendapat pinjaman jangka panjang dari IGGI
(Interbational Government Group for Indonesia) dan Bank Dunia (The world Bamk)
untuk pembangunan. Selain itu perusahaan juga mendapat kemudahan dalam mencari
utang valuta asing. Pinjaman negara dan swasta ini telah mempercepat hasil
pembangunan. Kebanyakan pinjaman kepada perusahaan swasta bersifat jangka
pendek, tetapi diperpanjang setahun berikutnya. Persetujuan perpanjangan (roll
over)harus dilakukan 13 bulan sebelum jatuh tempo, sehingga terkesan bersifat
jangka panjang dan dalam neraca diklasifikasikan sebagai ‘pinjaman jangka
panjang’.
c. Bursa Efek Jakarta
Pada
awalnya BEJ menempati gedung di Jalan Merdeka Selatan 17, Jakarta, dan sistem
perdagangan di lantai perdagangan (trading floor) menggunakan papan putih
(white board) untuk menuliskan order jual atau order beli. BEJ mulai beralih
dari sistem perdagangan manual ke sistem perdagangan terkomputerisasi pada
tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama Jakarta Automated Trading Sytem (JATS), dan
berpindah tempat ke Jalan Jendral Sudirman, Jakarta. Saat ini perdagangan efek dilakukan
dengan sistem scripless (tanpa penyerahan saham), tetapi melalui pemindahbukuan
(overbooking atau book entries) rekening saham dan rekening dana. Jadi
kota-kota besar dari provinsi, kotamadya, dan kabupaten dapat ikut aktif
berdagang melalui sistem satu jaringan perdagangan (remote trading atau
floorless trading).
d. Bursa Efek Surabaya
Sejak didirikan pada tanggal 16 Juni
1989 sampai saat ini, kantor pusat Bursa Efek Surabaya bertempat di Gedung
Medan Pemuda, Jalan Pemuda No. 27-31, Surabaya. Sebagian besar emiten yang
tercatat di BEJ juga tercatat di BES (dual listing). Namun hanya sekitar 20
jenis saham yang tercatat di BES (single listing). Sebagian besar anggota BEJ
juga menjadi anggota BES (dual member), yaitu 125 perusahaan dari 200 perusahaan
efek.
V.
Hambatan
Pasar Modal di Indonesia
Indonesia adalah negara
besar, sebesar Amerika Serikat bila dilihat dari luasnya wilayah, sumber daya
alamnya yang melimpah, dan sumber daya manusia yang besar. Bedanya Indonesia
kalah dalam segi kualitas sumber daya manusianya. Orang-orang pandai dari
negeri seberang datang ke Amerika Serikat untuk mencari nafkah dan menjadi
warga negara Amerika Serika Jumlah penduduk Amerika Serikat sedikit lebih besar
daripada jumlah penduduk Indonesia, yaitu sekitar 280 juta jiwa tetapi
kebanyakan memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada Indonesia. Namun
demikian, Indonesia masih mempunyai harapanuntuk menjadi negara besar.
a.
Sistem
Politik yang Lemah
Dua
kali pergantian pemerintahan melalui pertumpahan darah merupakan indikator
bahwa sistem politik di Indonesia tidak menjamin pergantian pemerintah secara
damai. Sistem politik semacam ini sangat menakutkan investor domestik, apalagi
investor asing. Sekalipun sudah memasuki jaman reformasi, ketidakstabilan
politik masih tercermin dengan dicpotbya Presiden Abdurahman Wahid dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
sebelum masa bhaktinya berakhir. Kondisi politik semacam ini mendorong investor
asing yang sudah ada keluar dari Indonesia atau investor baru enggan masuk ke Indonesia.
b.
Nilai
Rupiah yang Lemah
Nilai
mata uang domestik yang stabil dapat menghindarkan investor asing di pasar
modal mengalami kerugian akibat perbedaan kurs valuta asing. Nilai mata uang
domestik yang labil dapat membangkrutkan usaha investor asing maupun investor
lokal yang memiliki utang valuta asing. Kasus resesi ekonomi yang berawal pada
Bulan Juli 1997 telah mengakibatkan investor asing keluar dari indonesia dan
pindah ke negara tetangga, seperti Malaysia atau Singapura yang nilai mata
uangnya lebih stabil, atau pulang ke negeri asalnya. Pasar modal selau bersifat
internasional karena di tempat tersebut berkumpul para investor internasional
yang bersifat “cepat masuk dan cepat keluar”. Apabila kondisi politik stabil
dan keamanan terjamin, maka investor asing akan datang dengan membawa ratusan
miliar dolar modalnya untuk diinvestasikan dalam financial market. Stabilitas
nilai rupiah selama 10 tahun sebelum krisis ekonomi terjadi pada Juli 1997
rata-rata per tahun adalah di bawah 5%. Dengan dilakukannya devaluasi nilai
Rupiah terhadap mata uang US$ sebanyak sepuluh kali dari tahun 1946 s/d 1986,
memberi kesan kepada para pengusaha dan masyarakat luas untuk percaya pada
janji pemerintah. Apabila pemerintah berjanji tidak akan melakukan devaluasi
Rupiah, maka pengusaha dan rakyat merasa aman memegang mata uang Rupiah. Para
pengusaha yang memiliki utang valuta asing tidak akan melakukan hedging atas
nilai utangnya karena pemerintah berjanji tidak akan melakukan devaluasi
Rupiah.
c.
Perekonomian
Sentralik
Perekonomian
sentralik tercermin dari jumlah uang beredar, di mana 70% berada di jakarta
sebagai Ibukota negara sementara sisanya yang 30% tersebar di 26 propinsi yang
luas wilayahnya berbeda-beda. Jawa Timur sebagai propinsi terpadat penduduknya
hanya kebagian 7%, apalagi propinsi lainnya tentu amat sedikit. Pembangunan
yang mengandalkan APBN sangat tidak berartibagi daerah dibandingkan dengan
kebutuhan lapangan kerja yang harus disediakan oleh daerah masing-masing.
d.
Jaringan
Perdagangan Antarbursa
Sistem
otonomi daerah dan sistem perdagangan efek national trading system yang dianut
oleh Cina membuat pertmbuhan ekonomi Cina pada tahun 2000 mencapai 9,2% dan
Gross national Income per kapita mencapai US$840, sementara di Indonesia untuk
tahun yang sama pertumbuhan ekonomi hanya 2,5% dan Gross nationa Income
perkapita hanya US$570 padahal kebangkitan pasar modal di Indonesia sudah
berjalan 15 tahun. Sudah sepatutnya Indonesia banyak belajar dari Cina,
terutama dalam tatanan otonomi daerah dan national trading system bagi bursa
efek.
12. KERJA SAMA ANTARBURSA EFEK
Mutual
offset trading yang telah dilaksanakan oleh LSE dan NASDAQ pada tahun 1986,
oleh SSE dan NASDAQ pada tahun 1988, serta oleh SIMEX dan CME pada tahun 1994
bakal ditiru oleh negara lain dalm era globalisasi. Intermarket trading system
dan branch system trading di Amerika Serikat dan di Cina juga bakal ditiru oleh
banyak negara lain.
Internasionalisasi
peraturan pencatatan, peraturan keanggotaan, dan peraturan perdagangan efek
sedang dirintis secara terus menerus melalui asosiasi Bursa Efek Internasional
maupun asosiasi Koisi Pengawasan Pasar Modal untuk menyambut era globalisasi di
bidang Pasar Modal. Cepat atau lambat proses tersebut akan tercapai sebelim
tahun 2020 sebagai batas akhir pelaksanaan WTO. Tampaknya Singapura dan Cina
lebih siap terlebih dahulu di antara negara Asia lainnya, terkecuali Jepang
yang sudah melewati masa persiapan.
0 Response to "tugas resume investasi dan Pasar modal"
Post a Comment